1. Dosen selalu benar
Semua mahasiswa pasti sudah merasakannya, kekuatan maha agung seorang dosen. Dosen selalu benar, belum lagi wanita juga selalu benar. Jadi jika dosennya seorang wanita, you guys pasrah aja. Mencari nilai di masa – masa kuliah tidak semudah di masa sekolah, dimana dalam menempuh mata kuliah kita harus menjaga nama baik kita dihadapan dosen, karena jika sekali saja dosen badmood sama kamu, meskipun kamu pinter, siap – siap aja ngulang semester depan.
Kadang kita suka kesel, datang tepat waktu, dosennya malah datang di waktu yang tepat. Buat tugas banyak – banyak, taunya gak di kumpul. Wahai dosen – dosen yang ngeselin, hamba mohon bukalah sedikit daleman hati nurani kalian…..
2. Senioritas
Mungkin di beberapa Universitas, masih saja ada yang nerapin tradisi senioritas / perploncoan ini. Apa itu senioritas ? In our opinion, senioritas itu adalah tindakan untuk membuat jarak antara senior dengan junior, dimana junior ini di perdaya oleh para senior. Sedangkan menurut beberapa sumber, senioritas merupakan penekanan kakak kelas buat adik kelasnya, ada juga yang bilang kalau senioritas itu merupakan tindakan kakak kelas yang gila hormat ke adik kelasnya, dan mengakibatkan terjadinya penindasan atau kekerasan. Biasanya target para senior adalah para mahasiswa baru yang songongnya kebangetan.
Senioritas dilakukan dengan cara yang tidak wajar, bahkan hingga memakan korban. Harusnya kita sebagai mahasiswa, atau orang dengan intelektualitas tinggi, memiliki pemikiran untuk tidak melakukan pembodohan semacam itu. Semua manusia itu sederajat, sama di mata Tuhan, untuk apa ditindas? agar disiplin? yang ada mereka akan selalu ingat penindasan yang kalian lakukan, maka timbulah dendam pada diri mereka. Banyak orang beranggapan bahwa jadi senior harus galak dan kejam supaya disegani oleh para juniornya.
Harusnya senior jadi panutan atau contoh yang baik untuk juniornya, jika senior berlaku baik dan wajar, maka para junior akan merasa hormat dan segan dengan sendirinya. Begitu pula sebaliknya, jika ada masalah sebaiknya diselesaikan dengan baik – baik tanpa kekerasan, meskipun kamu ngegym badan keker, otaknya di pake juga dong sekali – sekali. Siapa tau kan jodoh kalian nantinya senior/junior di kampus.
3. Bentrok antar fakultas
Ternyata setelah kita menjadi mahasiswa, kita menyadari bahwa tidak semua civitas bisa akur dalam satu kampus, selalu terjadi pengkotak – kotakan golongan, contohnya satu fakultas belum tentu akur dengan fakultas lain. Biasanya saat dies natalis, akan kelihatan fakultas mana yang paling suka bikin rusuh, atau fakultas mana yang selalu jadi korban bullying fakultas lain.
Harusnya kita sebagai mahasiswa, menyadari perbedaan bukanlah pemicu untuk menimbulkan perpecahan. Dengan perbedaan, kita semestinya bisa menghargai satu sama lain, seperti yang tercantum dalam kitab Sutasoma “Bhinneka Tunggal Ika”, meski berbeda – beda tetapi tetap satu. Stop bentrok/tawuran, mari kita eratkan tali persaudaraan.
4. Stress nyusun KRS
Selanjutnya kegiatan paling menjengkelkan setiap awal semester, yaitu nyusun KRS (Kartu Rencana Study) dimana kita sebagai mahasiswa dituntut untuk jadi mandiri, oleh karena itu jadwal perkuliahan kita yang nyusun sendiri. Kedengarannya asik sih, pas ngebayangin kuliah jam berapa pulang jam berapa, enak ya bisa ngatur gitu, gak kayak di sekolah.
Eh ternyata pas sudah harinya, gak sesuai ekspetasi. Bagi yang KRS-an online / offline dengan bantuan sistem informasi di kampus pasti merasakan betapa susahnya untuk LOGIN, belum lagi server macet, kelas yang diminati habis, jadwal tabrakan.
Setelah KRS tersusun dan divalidasi, masalah baru muncul lagi, dosennya ngeselin.
Berikut diatas adalah pengalaman-pengalaman nyata yang nantinya harus diwaspadai saat di kampus.
Sumber: ceritaoka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar